Kamis, 23 Oktober 2014

Jepang #1 (kereta dan Peak Hours)

       Udara yang bersih, hidup yang teratur, fasilitas yang serba lengkap dan praktis merupakan ciri khas yang sangat "menjual" dari sisi daya tarik Negara Jepang. kali saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya selama berada di negara ini.
        Setiap orang yang tinggal di jepang khususnya yang tinggal di sekitaran Tokyo, tentu sudah sangat akrab sekali dengan nama nya "chikatetsu" atau kereta atau bahasa lainnya "Densha". semua penduduk jepang komuter dengan menggunakan sarana transportasi ini. Sarana yang nyaman ini dikelola secara privatisasi oleh berbagai perusahaan penyedia Jasa oleh karena itu penggunaannya sangat aman, praktis dan effektif.
     Untuk dapat menggunakannya ada beragam tarif yang dikenakan sesuai dengan jarak yang ditempuh, untuk jarak yang terdekat (hanya 1 stasiun) sekali jalan sekitar JPY 160 (sekitar Rp.20rb kurs 2012), dan yang terjauh bisa sampai JPY 360, memang terbilang cukup mahal untuk harga transportasi, bisa dibayangkan kalo kita harus bolak balik atau pergi ke lebih dari satu tujuan, kalkulasinya harus sehemat mungkin.
      Ada sedikit solusi untuk yang ingin travelling keliling kota, yaitu dengan menggunakan tiket terusan yang dikenal dengan "one day open ticket" yang harganya untuk Tokyo Metro sekitar JPY 720 jadi kita bisa traveling kemanapun gonta-ganti stasiun dan kereta (selagi masih Tokyo Metro Line). Belanja di Harajuku, jalan-jalan di Shinjuku lanjut ke Otemachi masuk ke Marounichi Building lihat pemandangan Tokyo dari atas lanjut "ngeceng" di Ginza sambil narsis foto-foto, atau melihat Temple di Asakusa, belanja murah di Ueno atau mengunjungi patung Hachiko di Shibuya, asal tahan jalan kaki bisa explor lebih banyak lagi sepertinya.
 
 Lebih jauh, cerita sedikit tentang suasana di dalam kereta. Budaya Kerja penduduk Jepang sudah terkenal dari dulu, saya dulu sebelum datang ke Negara ini sering melihat di Televisi atau gambar di majalah dan koran susasana kesibukan orang - orang Jepang di jalan-jalan mereka, kali ini saya sendiri yang mengalaminya.
Setiap pagi di hari kerja sekitar pukul 7.15 sampai dengan pukul 10.00 ini adalah "peak hours" atau "jam sibuk" kali kita di Indonesia jam sibuk terlihat di jalan-jalan dimana mobil-mobil pribadi ramai lalu lalang, motor dengan pengendara yang berbaju  kerja, anak-anak sekolah, pedagang dan lain sebagainya tumplek blek di jalan sehingga membuat macet di berbagai area Ibukota (misalnya Jabodetabek, Bandung, Malang Palembang, Medan dan hampir seluruh kota di Indonesia tercinta), berbeda halnya dengan masyarakat di Negara Sakura ini, stasiun-stasiun kereta lah yang menjadi tempat paling sibuk di setiap jam sibuknya, orang-orang yang berbaju rapi, anak-anak sekolah, mahasiswa dan lain sebagainya bergegas dan berdesak-desakan di kereta. Pada jam-jam ini kereta sangat sesak sekali, bahkan pintu kereta kadang sulit untuk di tutup karena semua mau masuk kedalam kereta, kalau sudah seperti ini maka pemandangan lucu sering terlihat. saya sendiri sering kepingin untuk mengabadikan momen lucu dan langka bagi kita dari Indonesia ini, dengan mengambil foto dengan kamera HP, namun dikarenakan "foto bisa merupakan ancaman pelecehan" di Jepang maka saya harus menahan diri untuk itu.

jadi bagi para backpacker yang pengen jalan-jalan keliling Tokyo pake kereta mending atur jadwal lagi deh, jangan sampe tabrakan dengan peak hours, bisa gk nyaman dengan bawaannya (Orang Jepang kadang risih dengan orang yang bawa peralatan banyak di jam sibuk..ganggu ruang mereka sih)




3 komentar:

  1. Nice info mas.. salam kenal sy mila.
    oya, untuk kuliah dijepang, scholarship nya apa saja yang ditanggung dan berapa besaranya mas? Mekanisme pencairanya gimana, apakah rutin atau sering telat? Dibanding biaya hidup, apa living allowance mencukupi apa masih tombok? Trims infonya, kemungkinan saya juga mau berangkat dg skema beasiswa dr pusbin bappenas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. klo pusbin bappenas sih semua udah fix..mrk juga punya konsultan buat jagain kita disana, yg ditanggung allowance adalah living cost termasuk transport , komunikasi, dll...kalo besarannya sangat lumayan cukup besar deh...gk bakaln nombok deh..malahan utk bappenas pasti lebihlah ..dikit buat beli ipad tiap bulan dapet 3 lah..hahahaha...
      oke Mbak Milla makasih sukses disana !!

      Hapus